Pengawasan Minim, Penjarahan Masih Marak
Charles Sitompul Sabtu, 05-07-2014
Foto DKP
BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Perairan Indonesia kaya dengan harta karun berupa barang muatan kapal tenggelam (BMKT). Berdasarkan riset Kementeiran Kelautan dan Perikanan pada tahun 2014, diperkiraran ada sekitar 463 titik lokasi BMKT di perairan Indoensia, termasuk di Batam, Bintan, Karimun, Lingga dan Natuna.
Prospek pencarian harta karun di Indonesia.
Namun, sudah puluhan kali para cukong dan penampung barang antik dan harta karun BMKT melakukan pengambilan secara ilegal yang juga diduga dikoordinir oknum tertentu, termasuk di perairan Kepulauan Riau (Kepri).
Kasubdit Perlindungan, Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Ditjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Widiyati, mengakui jika selama ini memang perairan Indoenesia sering dilalui kapal asing. Akibat minimnya pengawasan, penjarahan BMKT di perairan Kepri dan Indonesia semakin marak.
Seharusnya, kata Widiyati, setiap orang harus melindungi bendada cagar budaya dan siapa yang menemukan harus melaporkan. "Kita akan memberikan apresiasi kepada mereka, setiap orang yang melindungi dan melaporkan benda cagar budaya yang ditemukan. Dan dalam menghindari adanya pencuriaan BMKT di Kepri, harus dilakukan pengawasan dan pemerintah daerah juga kita harapkan mempunyai perhatian besar atas benda cagar budaya yang merupakan peninggalan masa lalu, khusunya dari kapal-kapal yang tenggelam," ujarnya.
Sedangkan mengenai penyerahaan sejumlah barang antik benda cagar budaya hasil tangkapan Satpolair Polres Tanjungpinang, dikatakan Widiyati didampingi Emi Roslan, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) BP3 Batusangkar, mengatakan, akan dititipkan sementara ke Dinas Kebudayaan Kepri. Setelah proses hukum selesai, barang-barang cagar budaya ini akan diserahkan ke musem daerah.
"Ke depan kita akan mempertegas aksi yang saat ini semakin marak yakni pengangkatan BMKT secara ilegal dengan membentuk tim pengamanan dan penyelamatan kawasan cagar budaya bawah air Kepri," jelasnya.
Tim yang akan dibentuk, terdiri dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, PPNS Batu Sangkar, Pemerintah Provinsi Kepri, TNI AL, polisi, tokoh masyarakat, DKP dan kejaksaan. Dari hasil pengamatan sementara, tambah Widiyanti, barang-barang cagar budaya yang diamankan polisi diperkirakan peninggalan dinasti negara Tiongkok pada abad ke 17 - 20 Masehi.
"Memang selama ini, pemerintah pusat masih fokus pada peninggalan atau BMKT di darat. Namun mulai minggu depan kita bersama pemerintah daerah akan berkoordinasi terkait BMKT di bawah air di Kepri," ujarnya. (*)
Berdasarkan riset Kementeriran Kelautan dan Perikanan pada tahun 2014, diperkiraran ada sekitar 463 titik lokasi BMKT di perairan Indonesia, termasuk di Batam, Bintan, Karimun, Lingga dan Natuna, Tetapi menurut saya titik itu jauh lebih banyak lagi, tidak hanya 463 saja, mungkin bahkan ribuan, mengingat sejarah bangsa ini yang sangat luar biasa dalam hal kelautan, mulai dari perdaganganlaut, sampai ke armada lautnya, bahkan pada masa Kerajaan yang jauh sebelum Era Kolonialisme Imperialis, bangsa ini sudah terkenal karena kamampuan maritimnya.
Jadi, bagi para pemburu harta karun, sepertinya inilah titik yg paling jelas daripada menggunakan metode kemenyan dan minyak Jin, sebaiknya modal ratusan juta untuk membeli minyak Jin dan mahar yg mahal, diganti untuk sewa kapal boat, detektor bawah air serta peralatan selam lainnya. Hasilnya jelas akurat dan pasti. Apakah anda sudah siap?
Di Indonesia ada puluhan ribu titik harta karun dan BMKT. Yang dihitung oleh Kementerian Kelautan hanya titik yang sudah didokumentasi. Jadi ini adalah bidang dan kesempatan yang luas. Para pemburu harta karun asing sudah main di Indonesia dan untungnya sangat besar. Ratusan milyar per proyek tidak jarang. Muda2han pemburu harta karun dari Indonesia mulai mencari harta karun (negara ini) secara sistematis juga sekarang. Ilmu khusus pencarian dan alat pendeteksian harta karun adalah salah satu persyaratan untuk sukses.
Promining Treasure Department Expert
Comments