Sumber: Article in the Smithonian
Kerajaan maritim Sriwijaya, pusatnya yang berada di Sumatera Selatan, Indonesia, selalu menjadi topik yang memikat para sejarawan dan pemburu harta. Artikel ini akan membawa Anda lebih dalam ke beberapa penemuan menarik di Sungai Musi, yang mengisahkan tentang perdagangan, budaya, dan keterampilan kuno.
Sejarah Kerajaan Sriwijaya
Sebagai kekuatan maritim yang mendominasi di Asia Tenggara, Sriwijaya mengontrol jalur perdagangan dan pertukaran budaya dari abad ke-7 hingga ke-10. Temuan terbaru di sepanjang Sungai Musi yang memanjang 75 kilometer ini memberikan pemahaman baru tentang betapa majunya peradaban ini. Temuan ini, yang didokumentasikan dalam edisi Wreckwatch Magazine tahun 2021, menggambarkan sebuah pusat perdagangan yang sibuk, mirip dengan Jalur Sutra, tetapi berada di atas air.
Keseruan Berburu Harta Karun Sriwijaya di Sungai Musi
Kegiatan berburu harta karun semakin menarik dengan makin banyaknya artefak yang muncul dari kedalaman Sungai Musi. Aktivitas mendeteksi logam dan eksplorasi bawah air di area ini menawarkan kesempatan unik bagi penggemar untuk secara langsung terhubung dengan sejarah.
Inilah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh para pemburu harta:
Etika: Berburu harta karun, khususnya yang di bawah air, diatur oleh hukum lokal dan internasional untuk melindungi warisan budaya. Para pemburu harus mendapatkan izin yang sesuai dan bekerja sama dengan tim arkeologi untuk memastikan kegiatan mereka tidak merusak situs bersejarah.
Teknik dan Peralatan: Peralatan deteksi logam canggih dan perlengkapan selam diperlukan untuk menemukan dan mengambil artefak yang terendam. Teknologi seperti sonar dan kendaraan operasi jarak jauh (ROV) juga dapat membantu mengidentifikasi lokasi potensial harta karun tanpa mengganggu dasar sungai.
Peluang Kolaborasi: Berkolaborasi dengan sejarawan dan arkeolog bisa memperkaya pengalaman berburu harta. Mereka bisa memberikan wawasan berharga tentang lokasi potensial artefak dan konteks sejarah dari penemuan, yang meningkatkan peluang sukses dan nilai edukasi dari pencarian.
Konservasi dan Pameran: Artefak yang ditemukan harus ditangani dengan hati-hati agar tidak merusak integritas sejarahnya. Pemburu harta yang sukses sering kali bekerja sama dengan museum dan institusi pendidikan untuk memastikan bahwa harta ini dikonservasi dan dipamerkan untuk edukasi dan dinikmati oleh publik.
Harta Karun Sriwijaya di Sungai Musi
Para nelayan lokal, dalam penyelaman malam mereka, sering menemukan peninggalan dan sebagian dari harta karun Sriwijaya yang menunjukkan kehidupan sungai yang sibuk di Sriwijaya.
Berikut adalah beberapa artefak signifikan yang telah ditemukan:
Permata dan Perhiasan Emas (abad ke-8 hingga 10)
Patung Buddha Perunggu (abad ke-7 hingga 10)
Item Emas dan Permata Kecil yang mungkin terbungkus cakar burung
Gagang Pedang Emas
Patung Buddha Perunggu Tambahan (abad ke-7 hingga 10)
Segel Kerajaan Sriwijaya pada Permata (abad ke-7 hingga 10)
Koin Perunggu Belanda dari era Raja Willem III, bertahun 1874
Sejumlah Patung Buddha Perunggu dengan prasasti dari tahun 750 (abad ke-15)
Cincin dari Kawat Emas dengan batu setengah berharga
Gagang Cermin Perunggu dari Asia Tenggara (abad ke-8 hingga 10)
Segenggam Cincin Emas, Manik-manik, dan Koin Emas Cendana (abad ke-7 hingga 10)
Perlu dicatat bahwa hanya salah satu dari item ini saja sudah cukup untuk membuat satu rumah tangga pensiun untuk beberapa generasi karena nilai dan kelangkaannya yang luar biasa.
Detektor Excalibur II dari Minelab, yang dirancang khusus untuk penyelaman, merupakan salah satu alat utama dalam pencarian benda emas kuno di Sungai Musi. Alat ini sangat ideal untuk mendeteksi harta karun di laut atau sungai dan juga sering digunakan oleh pasukan khusus militer. Silahkan baca detil lebih lanjut mengenai detektor Excalibur II.
Wawasan dari Dr. Sean Kingsley
Dr. Sean Kingsley, arkeolog maritim asal Inggris, telah banyak mempelajari temuan ini, menggambarkannya sebagai bukti bahwa Sriwijaya lebih dari sekadar kerajaan; ini adalah "dunia air" di mana orang-orang hidup dan berkembang di sungai, mirip dengan penduduk perahu modern. Studinya mengungkapkan bahwa saat peradaban ini berakhir, struktur kayu, istana, dan kuil mereka tenggelam bersama semua harta benda mereka.
Kesimpulan
Penggalian dan penemuan yang berkelanjutan di Sungai Musi terus mengungkap kemegahan sejarah dan budaya Kerajaan Sriwijaya. Setiap artefak dan komponen harta karun menceritakan cerita tentang peradaban yang terhubung dengan dunia luas melalui sungainya, berfungsi sebagai saluran vital untuk perdagangan dan pertukaran budaya.
Ajak Kami Berdiskusi
Apakah Anda tertarik dengan prospek berburu harta karun bawah air? Harta karun kuno apa lagi yang Anda impikan untuk ditemukan? Bagikan pemikiran dan pertanyaan Anda di kolom komentar di bawah ini, dan mari kita selami misteri masa lalu bersama-sama!
Comentários