Bertahun tahun Saleh tidak menyadari bahwa ada banyak emas tepat dibawah kaki beliau. Ujungnya ketahuan.
“Selama 7 tahun saya duduk di atas banyak Emas dan nggak mengetahuinya. Langsung di bawah kaki saya.”
Baca cerita Saleh dan …
sadari betapa dekatnya Emas tetapi Anda tidak menyadarinya.
jika Anda ingin tahu bagaimana dia akhirnya menemukan Emas yang mengubah hidupnya.
Saleh memang mengetahui bahwa di suatu tempat yang ribuan kali dikunjunginya ada Emas. Selama 7 tahun ada Emas di tanah di bawah kakinya. Dan dia tidak tahu. Ini bisa terjadi pada Anda juga. Apakah Anda menginginkan itu?
Jika tidak, maka bacalah.
Sebelum belajar cara deteksi emas, keadaanya Saleh sulit.
Saleh lahir tahun 2000 di Tuban Jawa Tengah. Keluarganya tidak memiliki banyak. Sang ayah bekerja di sebuah pabrik dan ibunya berusaha cari nafkah untuk keluarga dengan sebuah warung kecil. Pada tahun 2007 sang ayah ditawari pekerjaan di Sumatera Barat, dekat Sawahlunto. Maka Saleh dan keluarga pindah ke sana.
Mereka pindah dan tinggal di rumah yang kecil di luar desa tidak terlalu jauh dari sekolahnya Saleh. Setiap pagi Saleh meninggalkan rumah dan pergi ke sekolah. Perjalanan tersebut butuh waktu sekitar 30 menit sampai dia tiba di sekolah. Dan setiap pagi Saleh menyeberangi sungai melalui jembatan kecil. Saleh selalu menyukai sungai itu. Karena mereka tinggal di tempat yang agak jauh dari kota terdekat, sungai itu masih bersih dan bagus. Dan Saleh senang mendengar dan melihat sungai itu setiap pagi. Sepulang sekolah dia terkadang duduk di jembatan dan hanya menonton sungai mengalir dengan bebas.
Ayah kehilangan pekerjaan pada tahun 2009 dan pendapatan keluarga bergantung pada warungnya Ibu. Sang ayah membantu dan bekerja sebagai tukang kayu setiap kali seseorang mempekerjakannya. Hidup menjadi sulit secara finansial.
Kadang-kadang Saleh merasa malu karena dia hanya memiliki 1 seragam sekolah. Anak-anak lain akan menggertaknya dan mengolok-oloknya. Ketika itu terjadi dan Saleh merasa tidak enak dia kadang-kadang pergi ke jembatan, duduk di sana dan melihat air sungai mengalir.
Betapa mudahnya air mengalir begitu saja. Tidak berdiri diam. Melarikan diri dari segala masalah. Tapi wangi dan suara sungai akan menyegarkannya dan dia pulang dengan perasaan lebih baik dari sebelumnya.
Saleh terpaksa kerja sejak umur 12 karena ekonominya sulit.
Sejak 2012 Saleh berkontribusi atas nafkah keluarganya dengan bekerja sambil tetap berusaha menyelesaikan sekolah. Dia akan membantu Ibunya dan pergi ke pasar membeli sayuran yang dibutuhkan. Dia juga mulai beternak ayam. Dia memulai dengan 4 ekor. Setelah 6 bulan dia memiliki lebih banyak ayam dan dia akan menjual telurnya di desa yang terdekat. Orang tua dari teman-temannya akan membeli dari dia karena mereka tahu keluarganya memiliki masalah keuangan dan dia adalah teman anak-anak mereka. Itu membantu.
Kemudian setelah 2 tahun ayam itu cukup banyak. Tapi mereka jatuh sakit. Semua ayam kecuali 2 ekor mati. Saleh merasa frustasi. Jadi dia pergi ke jembatan, duduk di sana sebentar dan tiba-tiba menyadari bahwa sungai tidak sejernih biasanya. Sedikit berlumpur. Lumpur itu berasal dari arah hulu. Itu mengganggunya. Tempat favoritnya terpengaruh oleh sesuatu. Dia tidak tahan. Kejadian itu terjadi hari jumat. Jadi dia tidak perlu pergi ke sekolah besok. Saleh berjalan ke hulu untuk menemukan alasan mengapa sungai itu begitu berlumpur.
Pertama kali melihat emas dan tambang emas tradisional.
Dia pergi 1 atau 2 kilometer ke hulu dan menemukan beberapa orang yang menggali tanah dengan sekop. Tanah itu dimasukkan kedalam kasbok. Mereka menyebutnya talang emas. Pasir, tanah dan kerikil dicuci dengan air di dalam kasbok kemudian lumpur dan air mengalir keluar di ujung kasbok lagi.
Dia pergi ke kasbok dan melihat apa yang dilakukan orang-orang di sana. Dia menyadari ada karpet di dalam kasbok dan setelah beberapa jam orang-orang akan mengeluarkan karpet itu dan mencucinya. Dia mendekati orang yang sedang mencuci karpet itu.
Orang yang mencuci karpet itu bernama Hassan. Dan Hassan tidak keberatan Saleh berada di sana. Jadi dia menunjukkan kepadanya apa yang dia lakukan. Dan disanalah Saleh melihatnya. Ada serpihan emas kecil. Sangat kecil. Tapi banyak.
Ketika Hassan selesai mencuci karpet itu, dia akan mengambil alat dulang emas dan mendulang material sampai dia mendapatkan emas yang hampir bersih. Mereka kemudian akan menggunakan obor untuk meleburnya emas supaya menjadi kepingan kecil yang bentuknya mirip dengan koin kecil.
Saleh mulai membantu Hassan dari waktu ke waktu. Dan Hassan akan memberinya sedikit uang untuk pekerjaannya. Ketika mereka duduk di sana, Hassan mencuci karpet dan Saleh mendulang, Saleh bertanya ke Pak Hasan mengenai banyak hal.
Percakapan seorang penambang emas dengan Saleh.
Saleh: "Pak Hassan, gimana kamu menemukan tempat ini?"
Hassan: "Aku menemukannya secara tidak sengaja. Aku membutuhkan pasir untuk memperbaiki rumah aku dan aku nggak punya uang untuk membelinya, jadi aku pergi ke sini untuk mengambil seember pasir dan membawanya pulang. Aku menyaring dan mengeringkan pasir di rumah. Aku hanya bisa menggunakan pasir yang sangat halus untuk pekerjaan perbaikan. Ketika saya menyaring pasir di rumah, aku menemukan butiran Emas. Begitulah cara aku menemukan tempat ini."
Saleh: "Kamu nggak tahu apa ada tempat lain seperti ini atau lebih bagus?"
Hasan: "Aku tidak tahu. Aku hanya tahu tempat ini."
Saleh: "Apakah ada tempat yang lebih bagus di mana Emasnya lebih banyak atau lebih besar?"
Hassan: "Aku nggak tahu Saleh. Aku tidak tahu bagaimana mencari tempat seperti itu."
Saleh menyukai pekerjaannya dengan Pak Hassan. Tapi dia tidak tahu bahwa tempat favoritnya di jembatan itu sering berlumpur sejak Hassan bekerja. Airnya sudah tidak jernih lagi.
Suatu hari Hassan dan Saleh bekerja sama. Hassan memanggil: "Saleh, tolong dong." Saleh menjawab: “Ada apa Pak Hassan?” “Coba lihat Saleh.” Hasan bertanya padanya.
Silahkan signup untuk mendapatkan info lebih lanjut. Gratis.
Impian memiliki peralatan deteksi emas.
Hassan menunjukkan kepada Saleh foto temannya yang memegang bongkahan emas seberat 12 gram. Pria di foto itu tersenyum dan bahagia. Dia bekerja di tempat yang tidak jauh dari tempatnya Hassan dan Saleh.
Saleh pertama kali melihat kepingan emas sebesar itu. Biasanya emas yang dia dapatkan dengan Pak Hassan hanya sebesar sebutir pasir atau sebutir gula kasar. Saleh pertama kali melihat butiran emas yang begitu besar.
"Dapet di mana itu?", tanya Saleh.
“Aku nggak tahu nama tempatnya tapi dia bilang tempatnya nggak jauh dari sini.”, kata Hassan.
“Bagaimana dia bisa menemukan emas seperti itu dan kita cuman dapat emas yang halus?” tanya Saleh.
Hassan tidak tahu jawabannya. Tapi dia berjanji kepada Saleh untuk bertanya.
4 hari kemudian mereka bertemu lagi. Dan Hassan ternyata memang bicara dengan temannya. Maka ketika dia mulai berbicara dengan Saleh, Hassan berkata: “Aku sudah bertanya kepada teman aku bagaimana dia temukan kepingan emas itu Saleh.”
“Jadi gimana cara dia melakukannya?”, jawab Saleh.
“Dia menggunakan detektor emas. Dengan itu dia bisa menemukan emas dalam tanah dengan cara yang lebih mudah.” ungkap Hassan.
Saleh hampir berteriak: “Beneran? Kenapa kita tidak menggunakan detektor emas Pak Hassan?”
Harga alat detektor terlalu mahal.
Hassan menjelaskan kepada Saleh bahwa detektor emas bisa mahal. Jutaan Rupiah. Detektor yang digunakan temannya menghabiskan biaya lebih dari 15 juta rupiah. Saleh sedih karena tidak punya uang sebanyak itu. Tapi dia memutuskan waktu itu untuk menabung hingga satu hari dia akan mampu untuk membeli detektor.
2 minggu berikutnya cuacanya buruk terus. Jadi Hassan tidak bisa bekerja di lokasi dan Saleh punya waktu untuk membantu Ibunya dan duduk di jembatan. Air banyak karena sering hujan dan bersih karena Pak Hassan saat ini tidak bekerja. Dia menikmati itu. Dia selalu ingin sungai kecil ini tetap bersih dan dalam kondisi baik.
Setelah 2 minggu dia pergi ke tempat Hasan lagi. Tetapi Hasan tidak ada di sana. Namun salah satu orang di lokasi mengatakan bahwa Pak Hassan telah menelepon dan meminta agar Saleh menunggunya.
Saleh menunggu selama 4 jam. Dia baru saja ingin pulang ketika sebuah mobil tiba di sekitar 200 meter menanjak dari tempat Saleh menunggu. Dan Hassan turun dari mobil bersama orang lain. Hassan tersenyum ke arah Saleh.
Memiliki detektor emas pertama.
Hassan memperkenalkan temannya kepada Saleh. Saleh menyadari bahwa itu adalah orang dari foto orang yang menemukan nugget emas 12 g. Saleh sangat senang ketika menyadari hal itu. Mereka bertiga duduk dan berbicara. Teman Hassan mengeluarkan sebuah tas dan memberikannya kepada Saleh. “Apa ini?” tanya Saleh. “Itu adalah detektor emas pertama saya. Aku mau memberikannya padamu.” orang itu menjawab. Saleh sangat bersemangat.
Teman Hassan memberi tahu Saleh bahwa dia menemukan banyak emas dengan detektor dan dia sudah membeli 2 detektor lagi yang malah lebih bagus lagi. Jadi dia akan memberikan detektor pertama dia kepada Saleh karena Hassan mengatakan kepadanya betapa senangnya dia ketika dia melihat foto dengan nugget 12 gram itu.
Hassan juga telah memberitahukannya bahwa Saleh bekerja tanpa pernah mengeluh dan bahwa dia mengajukan lebih banyak pertanyaan daripada yang bisa dijawab oleh Hassan. Tetapi Saleh perlu memberi Hassan dan temannya beberapa emas dari emas yang dia akan temukan. Saleh langsung setuju tanpa berpikir dua kali. Teman Hassan menjelaskan kepadanya cara mengoperasikan dan cara merawat detektor emas. Ia juga kasih saran kepada Saleh agar tidak terlalu banyak menceritakannya kepada orang lain mengenai kegiatan ini dan detektornya. Dia menyarankan Saleh untuk tidak memposting apa pun tentang hal itu di media sosial. “Semakin sedikit orang yang tahu semakin baik”, katanya. Beliau sangat serius waktu memberi saran tersebut.
Saleh kembali ke rumah dan memegang detektor seperti berlian yang sangat berharga. Dia sangat berhati-hati dengan itu. Hari sudah mulai gelap jadi dia tidak bisa langsung menggunakan detektornya.
Saleh sering mengucapkan Alhamdulillah karena Doa dia ternyata diakui. Ternyata memang begitu ya. Harus meminta apa yang diinginkan secara eksplisit supaya dikasih jalan untuk mencapai tujuannya.
Perasaan menemukan serpihan emas dalam tanah.
Saleh sudah tidak sabar lagi. Tepat setelah shalat Subuh dia menuju ke titik favorit di jembatannya. Dia bermaksud mengunjungi Hassan nanti sekitar jam 10. Matahari baru saja terbit dan Saleh duduk di jembatan penuh kegembiraan dan harapan tentang apa yang akan terjadi hari itu. Kemudian dia berpikir bahwa dia sudah bisa mencoba detektor di sini terlebih dahulu. Masih banyak waktu. Dia memasang detektornya. Tidak ada seorang pun di sana karena masih pagi dan sedikit orang yang melintasi jembatan itu.
Dia mulai menggunakan detektor. Bunyi “bip”. Jantung Saleh mulai berpacu. Dia mulai menggali dan…. menemukan baut besi. Itu bukan Emas. Dia kecewa sedikit tapi tetap semangat. Saleh mencoba terus. Dia mendapat 4 bunyi “bip” lagi. 2 mur, 1 paku berkarat yang jatuh dari jembatan dan 1 batu hitam kecil yang ternyata bersifat magnetis. Dan kemudian ada “bip” lagi, yang kelima. Tapi tidak keras sinyalnya. Lemah. Bunyi bip kecil. Tempatnya di balik batu besar. Saleh menggali sedalam sekitar 10 cm dan mengeluarkan segenggam pasir. Dia melewati tangan yang berisi pasir di dekat kumparan detektor dan lagi ... “BIP”. Sinyal menjadi lebih keras dan tajam. Saleh merasa tidak sabar dan dan sangat bersemangat lagi.
Jadi dia dengan hati-hati membuka tangan dan membersihkan pasirnya sedikit demi sedikit. Itu dia. Dia menemukan kepingan emas pertamanya. Sedikit lebih besar dari sebutir beras. Kasar dan sedikit tajam di sudut-sudut tapi warna khas Gold.
Dia tidak bisa mempercayainya. Dia benar-benar berhasil menemukan emas. Dia belum pernah mengalami perasaan ini. Bangga karena itu hasil usahanya dia sendiri. Tapi karget juga karena impian dia, mimpinya dia telah menjadi sebuah kenyataan. Maka kalau ini bisa menjadi kenyataan apalagi yang bisa terjadi. Muncul perasaan harapan besar dan optimis. Dan aneh sekali karena titik emasnya ternyata tepat di jembatan yang dia lewati ribuan kali dalam beberapa tahun terakhir dan telah menghabiskan ratusan jam hanya duduk di sana. 2 meter jauhnya. Tepat di bawah kakinya. Dia tidak pernah melihatnya. Baru sekarang dia menggunakan detektor itu dia bisa melihat emas di dalam tanah di bawah kakinya. Kemudian pada hari itu dia menimbang emas dan beratnya 2,3 g.
Ikuti saran penambang yang berpengalaman: Diam adalah emas.
Saleh tidak bodoh. Dan dia ingat saran temannya Pak Hassan. Dia tidak boleh memberi tahu siapa pun. Dia masih pergi menemui Hassan dan mulai menggunakan detektor di daerah hulu Hassan. Tapi emas di daerah Hassan terlalu halus.
Menambah keahlian pencarian emas, menambah emas.
Dalam beberapa hari ke depan Saleh melakukan hal yang sama berulang-ulang. Setelah Subuh dia akan pergi ke jembatan, menunggu sampai matahari baru saja muncul dan mulai mendeteksi di bawah jembatan. Dia mengumpulkan 29 gram emas dalam 2 minggu pertama. Baginya itu jumlah uang yang luar biasa besar. Dia tidak terbiasa dengan ini.
Uang selalu menjadi masalah bagi keluarganya. Sekarang, dia memiliki lebih dari yang dia pernah memiliki sebelumnya. Masalah keuangan sudah diatasi.
Setelah 2 minggu, dia akan membawa setengah dari Emas itu kepada Hassan dan memintanya untuk memberi tahu temannya dan berbagi dengannya. Hassan sangat terkejut tapi senang. Dan tentu saja Hassan sangat senang dengan Emas tersebut. Hassan tidak menanyakan kepada Saleh tentang situs tersebut. Dia tahu itu dimaksudkan untuk Saleh untuk menemukannya. “Ini Rezeki kamu Saleh. Alhamdulillah.” ungkap Hasan.
327 gram dalam waktu 3 bulan. Padahal hanya pakai detektor.
Dalam waktu 3 bulan kedepan Saleh mengumpulkan total 327 gram emas berbentuk kepingan kecil. Dia tambah keahlian terkait detektor emas maka dia mulai kerja lebih efisien dan cepat. Dia sekarang dapat memahami semua fungsi dan fitur yang berbeda. Saleh menyadarinya: Semakin berpengalaman, semakin banyak emas yang dia dapatkan.
Jangan merusak alam yang menyediakan emasnya.
Saleh tidak menggunakan mesin penambangan yang lebih besar seperti Hassan karena dia tidak ingin mengacaukan tempat favoritnya. Saleh tidak mengorbankan tempatnya di jembatan yang dia nikmati selama bertahun-tahun hanya untuk emas. Saleh sering merasa abahwa emas hanya menunggu dia. Dia ternyata hanya harus mengambilnya. Tetap kerja keras, tapi hasilnya memuaskan sekali. Coba bayangkan jika para penambang emas rakyat peduli dengan lingkungan seperti Saleh.
Saleh dan Ibunya mengalami perubahan kehidupan positif.
Dia mampu mengurus nafkah untuk ibunya dan dirinya sendiri dengan cukup.
Beberapa tahun berlalu. Sementara itu Saleh belajar jurusan geologi di Bandung. Dia baru saja mulai bekerja sebagai ahli geologi di sebuah perusahaan asing terkemuka di Indonesia dan berspesialisasi dalam mineral emas. Dia telah mengembalikan detektor itu kepada Hassan dan membeli beberapa detektor sendiri beberapa tahun lalu. Tetap, sampai hari ini tidak ada yang tahu tempatnya Saleh di bawah jembatan itu. Saleh menguasai pendeteksian Emas dan menemukan lebih dari 6 titik lainnya. 1 dari tempat itu dia berikan kepada Hassan yang bekerja di sana sampai hari ini dan menemukan lebih banyak Emas daripada sebelumnya. Ayah Saleh meninggal. Ibunya pindah ke Bandung juga ketika Saleh mulai belajar di Universitas di Bandung.
Yang mulai sebagai mimpi akhirnya menjadi profesi.
Saleh membiayai studinya dengan Emas yang dia temukan. Pada saat mahasiswa lain libur, Saleh sering menghilang untuk beberapa hari atau bahkan mingguan. Itu terjadi karena dia ambil emas lagi untuk dia dan Ibunya dan untuk mendanai biaya universitas dll..
Saleh menjadikan bakatnya sebagai profesi. Sebagai ahli geologi dengan pendidikan dan sebagai pencari emas dengan hati dan penglaman. Kombinasi yang sempurna.
Panutan bagi para detektorist. Adab yang benar.
Kami bangga mendengar cerita ini karena detektor pertama yang diberikan Saleh oleh teman Hassan berasal dari kami, serta detektor ke-2 dan ke-3 Saleh. Dan dia adalah contoh seorang pencari emas muda yang berhasil.
Dan kami yakin ini bukan terakhir kalinya kami mendengar hal-hal menarik dari Saleh. Istimewa. Menurut kami, tidak ada perusahaan yang mampu untuk tidak mempekerjakan ahli geologi dengan latar belakang seperti Saleh.
Saleh tidak sendiri. Anda tidak sendiri.
Banyak orang yang mencari emas seperti Saleh. Beliau tidak sendiri. Ini fakta mengenai sektor emas di Indonesia yang mungkin membuat Anda terkejut.
Tambang rakyat, seperti Saleh, mencapai hasil sebesar 5 milyar US dollar. Itu sama dengan sekitar 72 triliun per tahun. (Sumber: Link)
Di Indonesia ada cadangan sebesar 3000 ton emas. (Sumber: Link)
Di Indonesia ada 300.000 penambang rakyat seperti Saleh (Sumber: Link) dan 1.1 Juta karyawan perusahan tambang (Sumber: Link).
Selain penambang emas yang bisa menggunakan alat detektor, pemburu harta karun juga menggunakan detektor. Beda dengan Saleh, mereka tidak mencari emas alami tetapi benda logam yang telah jadi seperti perhiasan, batangan, barang peninggalan dan artefak yang dari bahan logam. Tetap, seperti Saleh, mereka harus menggunakan detektor supaya bisa berhasil. Dan sudah banyak kasus pemburu harta karun yang berhasil. Banyak contoh kasus penemuan harta karun di Indonesia yang dengan nilai barang penemuan luar biasa tinggi seperti terjadi di Kampung Pande di Aceh. Tapi juga ada orang biasa biasa saja yang mulai memburu harta karun untuk mencari nafka seperti kasus Pak Yanto di pantai Pangandaran. Banyak orang, terutama sejak terjadi pandemi, menjadi pemburu harta karun. Sudah banyak yang berhasil. Silahkan cek kisah sukses beberapa pelanggan ATM Promining lain di sini.
Potensi pencarian harta karun di Indonesia bagus sekali. Indonesia termasuk salah satu negara yang paling berpotensi untuk perburuan harta karun.
Silahkan membaca artikel berikutnya kalau ingin mengetahui mengenai potensi penemuan harta karun di Indonesia.
Pelajaran dari ceritanya Saleh:
Anda tidak pernah tahu apakah ada Emas di bawah kaki Anda, kecuali Anda menggunakan detektor.
"Carilah dan Anda akan temukan." Itu benar selama ribuan tahun.
Jangan merusak alam.
Bagikan apa yang Anda dapatkan dengan keluarga dan orang dekat atau yang berhak mendapatkan.
Anak pun bisa berhasil, apalagi orang dewasa. Urusan kemauan murni.
Berbuat baiklah pada orang tuamu.
Jangan banyak bicara.
Bersabarlah.
Riwayat Hidup Saleh (sampai hari ini)
2000 | Lahir di Jakarta |
2006 | Mulai sekolah |
2007 | Pindah ke Sumatra |
2009 | Bapak Saleh kehilangan pekerjaanya. |
2012 | 1. Saleh mulai bekerja sambil sekolah. 2. Mulai Peternakan Ayam. |
2013 | 1. Bisnis Ayam habis karena ayam terkena penyakit dan mati. 2. Mulai bekerja untuk Pak Hassan. Tambang emas halus. |
2015 | Mulai menggunakan detektor untuk menemukan emas. |
2018 | Lulus Sekolah |
2019 | Pindah ke Bandung. Mulai Kuliah Geologi. Membawa Ibu ke Bandung. |
2022 | Lulus dari Universitas Mulai bekerja sebagai Junior Geologist. |
Pertanyaan / Komentar
Apakah Anda ingin mengalami hal yang seperti itu?
Apa ada pengalaman mirip atau kenal seseorang dengan cerita yang mirip?
Comments